Mitos Rintihan Noni Belanda Di Bandung

kisahmitosdunia.blogspot.com - Sangat kental akan yang namanya sejarah,Bandung menyimpan banyak misteri yang berhubungan dengan Belanda.Pada kesempatan kali ini kami akan memberikan beberapa artikel yang berkaitan tentang pembahasan mengenai Misteri Rintihan Noni Belanda Di Bandung. Berikut ini akan kami berikan beberapa ulasan dan pembahasan yang berkaitan mengenai Misteri Rintihan Noni Belanda Di Bandung

1. Jeritan dan rintihan noni di Gua Belanda

5 Tempat Penampakan Hantu Noni Belanda, Pernah ke Sana?

“Saat itu, rombongan dibagi dua kelompok. Kelompok 1 masuk ke dalam gua terlebih dahulu dan kelompok 2 menunggu di luar. Tiba-tiba kelompok 2 mendengar jeritan wanita dari dalam gua yang mengakibatkan salah satu anggota lari ke dalam gua untuk mengecek kondisi kelompok 1 karena takut terjadi apa-apa,” tutur Dadi Setiadi Suarsa, Dewan Penasihat Wisata Mistis.

“Tapi anehnya, kelompok 1 pun malah lari keluar gua karena mereka mendengar suara jeritan tersebut dari luar gua. Padahal menurut penuturan kelompok 1 dan 2, tidak ada anggota rombongan yang menjerit saat itu.”Gua Belanda ini memang terkenal dengan hantu noni Belanda berparas cantik yang kerap lalu-lalang di sekitar gua. Ia tak sendiri. Di sana sering terdengar suara tentara berjalan di lorong. Ada yang pernah mendengar rintihan kesakitan. Suasana mistis makin terasa pada malam hari.Gua yang dibangun pada 1941 ini berlokasi di Kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Dago Pakar, Bandung. Gua Belanda memiliki 15 lorong dan 2 pintu masuk setinggi 3,20 meter.

2. Tawa wanita di Vila Rancabentang 13

Tak ada penghuni bertahan lama di vila ini, karena mereka kerap diganggu makhluk halus. Salah satunya adalah hantu perempuan yang kerap berjalan mondar-mandir di vila yang sudah tak berpenghuni lebih dari 10 tahun.Suara wanita tertawa membahana di lantai 2 Villa Rancabentang 13 saat Tim Wismis mengunjunginya pada akhir 2011. Semua peserta wisata laki-laki, dan tak ada seorang pun perempuan di vila yang jauh dari pemukiman warga itu.Vila ini terletak di daerah terpencil, dekat aliran Sungai Citarum di Ciumbuleuit.

3. Hantu pembawa boneka di Hutan Kota Babakan Siliwangi

Salah satu cerita yang paling terkenal dari Hutan Kota Babakan Siliwangi adalah hantu anak kecil bernama Uci yang konon merupakan korban tabrak lari di Jalan Babakan Siliwangi pada tahun 80-an.Menurut cerita setempat, Uci kerap gentayangan dengan muka hancur sambil membawa bonekanya. Tak hanya membuat orang takut karena penampakannya, Uci disebutkan juga kerap membuat kecelakaan di Jalan Babakan Siliwangi.Pepohonan di hutan ini masih cukup rapat dan tinggi, membuat hutan seluas 3,8 hektar ini terkesan angker.

4. Kesurupan di bekas RS Bandung Medical Center (BMC)

Penjaga bangunan memasang tulisan “dilarang masuk” di bekas ruang bersalin dan operasi di lantai bawah bekas Rumah Sakit Bandung Medical Center (BMC). Bukan karena kondisi bangunan yang berbahaya, tapi karena kerapnya orang kesurupan saat masuk ruangan itu.Rumah Sakit yang sudah tidak digunakan lagi sejak tahun 1997 ini memang terkenal angker. Relief tokoh terkenal di dinding depan rumah sakit adalah salah satu penguat kesan seram tersebut.Misteri di rumah sakit yang terletak di Jalan H. Wasid Bandung ini justru membuat orang tertarik untuk datang.Rangga, remaja SMP, datang bersama 7 temannya untuk menjelajahi rumah sakit itu. Ia dan teman-temannya penasaran dengan cerita horor tentang tempat itu yang sering ia dengar.“Pengen tahu juga sih ada apa di dalam rumah sakit ini. Yah, sekalian uji nyali,” katanya.Untuk masuk ke tempat itu tidak gratis. Setiap pengunjung harus membayar lima ribu rupiah pada penjaga bangunan tua itu.

5. Kematian di Gua Jepang

Gua ini terkenal angker karena pada zaman penjajahan Jepang, ada banyak rakyat Indonesia yang mati dan dikuburkan di sekitar gua tersebut. Mereka adalah korban sistem kerja Romusha yang kejam.Di gua ini ada 18 bangunan bungker yang sebagian besar masih dalam keadaan utuh. Bentuk bungker tersebut beraneka ragam, serta mempunyai fungsi yang berlainan pula, misalnya sebagai tempat pengintaian, ruang tembak, ruang pertemuan, gudang dan dapur.Gua Jepang ini dibangun pada 1942-1945 untuk keperluan perang gerilya karena Jepang memperkirakan tentara sekutu akan datang melewati laut selatan dan mendarat di sekitar Pantai Parangtritis.Lokasinya dalam satu kawasan dengan Gua Belanda, yakni di Kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Dago Pakar, Bandung. Gua Jepang berada sejauh ± 600 meter dari pintu masuk Dago Pakar.